A.                
PROTEIN
a.                 
Reaksi
Maillard
Penurunan
nilai gizi protein akibat  reaksi
Maillard  terjadi sebagai berikut:  (1) lisin dan sistin mengalami kerusakan  sebagai 
akibat  bereaksi  dengan 
senyawa  karbonil  atau 
dikarbonil  dan  aldehid, 
padahal  lisin  merupakan 
salah  satu  asam 
amino  esensial;  (2) penurunan 
ketersediaan  semua  asam-asam 
amino,  termasuk  leusin 
yang  biasanya  paling 
stabil, sebagai akibat terbentuknya ikatan silang (cross linkage) antar
asam-asam  amino  melalui 
produk  reaksi  Maillard; 
dan  (3) penurunan  daya 
cerna  karena  terhambatnya penetrasi enzim ke dalam
substrat protein atau karena tertutupnya 
sisi protein yang dapat diserang enzim karena terjadinya ikatan silang
tersebut.
b.                 
Pembentukan
lsoanin
Pembentukan  lisinoalananin akan menurunkan daya cerna
protein karena  terbentuknya  ikatan 
silang  (cross  linkage).  
Selain  itu  lisinolalanin 
juga  bersifat  toksik 
apabila  termakan,  yang 
dapat menyebabkan  terjadinya  kerusakan 
ginjal  (nephrocytomegaly).
c.                  
Reaksi
dengan senyawa polifenol
Senyawa
polifenol tersebut akan  mudah  teroksidasi 
dengan  adanya  oksigen 
dalam  suasana  alkali 
atau  terdapatnya enzim
polifenolase, membentuk senyawa radikal orto-kuinon. Senyawa orto-kuinon  tersebut sangat  reaktif dan apabila bereaksi dengan  protein dapat membentuk senyawa kompleks yang
melibatkan asam amino lisin  sehingga
ketersediaannya akan menurun.  Selain itu
senyawa kompleks protein- polifenol 
tersebut  sulit  ditembus 
oleh  enzim  protease 
sehingga  daya  cerna  proteinnya  juga 
rendah,  sehingga  secara 
keseluruhan  dapat  dikatakan 
bahwa  nilai gizi protein tersebut
juga akan turun.
d.                 
Interaksi
antara protein dan lipid teroksidasi
Penurunan  nilai  gizi  protein 
juga  dapat  disebabkan 
karena terjadinya  interaski  antara 
protein  dengan  lipid 
teroksidasi,  yang  seringkali 
tidak  diperhatikan  dalam proses 
pengolahan  pangan.     Oleh
karena itu, dalam proses pembakaran dan pemanggangan serealia, kacang-kacangan
dan campuran bahan pangan lain, akan  terjadi
penurunan nilai biologis protein secara signifikan.
B.                
KARBOHIDRAT
Pengaruh  pemanggangan 
terhadap  karbohidrat  umumnya 
terkait dengan  terjadinya  hidrolisis. 
Sebagai  contoh,  pemanggangan 
akan  menyebabkan  gelatinisasi 
pati  yang  akan meningkatkan  nilai 
cernanya.   Sebaliknya,  peranan  karbohidrat 
sederhana dan  kompleks  dalam 
reaksi Maillard  dapat menurunkan  ketersediaan karbohidrat dalam produk-produk
hasil pemanggangan.
C.               
LEMAK
Makin  tinggi 
suhu  yang  digunakan, 
maka  kerusakan  lemak 
akan  semakin  intens.  
Asam  lemak  esensial 
terisomerisasi  ketika  dipanaskan 
dalam  larutan  alkali 
dan  sensitif terhadap  sinar, 
suhu  dan  oksigen. 
Proses  oksidasi  lemak 
dapat  menyebabkan  inaktivasi 
fungsi  biologisnya  dan 
bahkan  dapat  bersifat 
toksik.   
D.               
VITAMIN
Vitamin
A
Vitamin A akan
stabil dalam kondisi ruang hampa udara, namun akan cepat  rusak ketika dipanaskan dengan adanya oksigen,
terutama pada suhu yang  tinggi.    Vitamin 
tersebut  akan  rusak 
seluruhnya  apabila  dioksidasi 
dan  didehidrogenasi.  Vitamin 
ini  juga  akan 
lebih  sensitif  terhadap 
sinar  ultra  Violet dibandingkan dengan sinar pada panjang
gelombang yang lain.
Vitamin
D
Pada umumnya  vitamin D 
stabil  terhadap  panas, asam 
dan  oksigen.    Vitamin 
ini  akan  rusak 
secara  perlahan-lahan  apabila  suasana sedikit alkali, terutama dengan adanya
udara dan cahaya.
Vitamin
K
Vitamin K  bersifat 
stabil  terhadap  panas 
dan  senyawa  pereduksi, 
namun sangat labil terhadap alkohol, senyawa pengoksidasi, asam kuat dan
cahaya.
Vitamin
C
Vitamin C mudah hilang akibat leaching,
kehilangan disebabkan: degradasi kimia reaksi pencoklatan non enzimatik.
Niasin
Niasinamid akan terhidrolisis sebagian
dalam asam dan alkali.namun masih mempunyai 
nilai  biologis  yang 
sama.  Pada  umumnya 
niasin  stabil  terhadap  udara, cahaya, panas, asam dan alkali.
Riboflavin
(B2)
Stabil terhadap
panas, larut asam, pH netral, senyawa pengoksidasi, namun labil terhadap basa
dan cahaya.
Vitamin
B6
Kelompok  vitamin 
B6  meliputi  piridoksin, 
piridoksal  dan  piridoksamin. 
 Piridoksin  bersifatstabil  terhadap 
pemanasan,  alkali  kuat 
atau  asam,  tetapi  sensitif 
terhadap  sinar,  terutama 
sinat  ultra  violet, 
ketika  berada  dalam 
larutan  alkali.   Piridoksal 
dan piridoksamin  secara cepat
akan  rusak  ketika diekspos di  udara, 
panas  dan  sinar. 
Piridoksamin  dalam  bahan 
pangan  bersifat sensitif terhadap
pengolahan.
E.                
MINERAL
Pada  umumnya 
garam-garam  mineral  tidak 
terpengaruh  secara  sigifikan  dengan perlakuan kimia dan fisik selama
pengolahan.  Dengan adanya oksigen,  beberapa 
mineral  kemungkinan  teroksidasi 
menjadi  mineral  bervalensi 
lebih  tinggi, namun tidak mempengaruhi
nilai gizinya. Beberapa  mineral
seperti  zat  besi, 
kemungkinan  akan  teroksidasi (tereduksi) selama proses
pemanggangan dan akan mempengaruhi absorpsi dan  nilai 
biologisnya. 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar