Bismillah..
Hari itu Sabtu 16 Maret 2013 kami bertiga saya, nofri, dan
fauqa melakukan perjalanan gowes menggunakan sepeda onthel. Hari itu kami
sangat bersemangat, karena perjalanan kali ini tujuannya adalah curug (air
terjun) gomblang. Kami gowes karena diajak oleh sodara nofri yang sedang pengen
gowes.
Semula, saya kira perjalanan ini tidaklah terlampau jauh
dan kira-kira sebelum waktu sholat dzuhur sudah dapat pulang kerumah... tetapi
apa yang terjadi sodara-sodara, ternyata kegiatan gowes dan petualangan di hari
itu mungkin menjadi salah satu yang luar biasa dalam sejarah perjalanan hidup
saya, dan InsyaAllah bisa menjadi cerita untuk istri, anak dan cucu di masa
yang akan datang... hehe
Langsung saja menuju cerita perjalanan ini, kami berangkat
dari rumah saya dari desa kober kira-kira jam 8.30an/jam setengah 9 pagi. Objek
pertama yang kami tuju adalah batu sinom yang terletak di desa kedungbanteng,
tepatnya sebelah selatan SMP 2 kedung banteng, masuk jalan stapak diantara SMP
2 dan rumah bidan yang terletak disebelah selatan. Rute yang kami ambil saat
itu jalan bobosan-jalan karangsalam- jalan kebocoran (sempat narsis dulu di
underpass kebocoran hehe)-jalan kedung banteng.
(narsis dulu di deket underpass bocoran)
Setelah
sempat foto-foto dulu, kami lanjutkan perjalanan menuju batu Sinom. Setelah
sampai di jalan menuju masuk batu sinom, kami sempat menunggu seorang dari kami
cukup lama, kurang lebih 15 menit, ternyata dia mampir dulu ke alpamart
(hadeuh..).
(jalan setapak menuju batu sinom)
Setelah
kawan kami datang, kami langsung menuju ke batu besar yang konon dulu menurut
cerita rakyat setempat, disitu tempat Kamandaka menantang saudaranya (entah
siapa namanya?) untuk berkelahi karena sesuatu hal, baca saja legenda/babad
kamandaka tersedia koh di disbudpar kab. Banyumas hehehe... Di batu tersebut
kami istirahat sekaligus berfoto-foto dulu hehe..
(pemandangan dari atas batu sinom)
(Batu Sinom gede mbok..hehe)
Setalah kami mampir dari batu Sinom, kami langsung menuju objek utama yakni Curug Gomblang, yang katanya kawan saya berada di belakang desa Keniten... Ternyata sodara-sodara lebih jauh dari yang diperkirakan. Kami harus melewati beberapa desa, jalan yang terjal dan mendaki, di sela-sela perjalanan kami sempat beristirahat di beberapa tempat, dan ketika sudah mencapai desa windujaya teman kami ada mengalami cedera pegel -pegeal kakinya, nampaknya hal ini disebabkan dia paling gasik melakukan perjalanan dan sempat melakukan aksi "Spiderman" di batu sinom, (wkwkwk).
( Istirahat sejenak di perbatasan desa
windujaya-kalikesur)
Sebenarnya
kami sering sekali istirahat dan ketika perjalanan berangkat lebih banyak jalan
menuntuk sepeda, dikarenakan jalanya manjat dan kami tidak kuat mengowes
sepeda, takut bodhol juga sepedane, anu pada nyilih sepedane wong liya juga
kae bocah 2 wkwkwk. Kami sempat mampir
ke wrung untuk istirahat dan membeli logistik penghilang dahaga serta balsem
untuk teman saya agar otot kembali lega hehe. View/pemandangan kota purwokerto
dari atas desa windujaya juga sangat menakjubkan apalagi kalo difoto
menggunakan kamera DSLR syang hanya menggunakan kamera digital biasa, dslr yang
bagus 15 jUta keatas yang top 45 Juta keatas (weleh2..bisa nggo tuku montor karo
mobil kuwe)...
(Pemandangan kota purwokerto dilihat dari
desa Windujaya)
Dari
tempat pengambilan view kota purwoketo, ternyata curug gombalng masih jauh
kurang lebih masih 3 kiloan, manjat lagi, padahal sebelumnya kami sempat tanya
ya kira-kira di tempat perbatasan windujaya-kali kesur disana kami bertanya
pada seseorang beliau mengtakan masih sekitar 5 km lagi, lha padahal kayane
kita sudah jalan 3 kiloan dah..
Saya
harus meninggalkan kedua teman saya untuk mencari informasi yang lebih detail
dulu, saya sam kawan2 saya diatas dan saya suruh menuju kesebuah poas ronda yang deket warung,
ditunggu-tunggu eh malah pada tuku siomay ya, jan..
(kecapekan pada ngaso disit nang pos
rondha)
Karena
hari sudah siang dan sudah masuk waktu sholat Dzuhur, kami sholat dulu di
sebuah mushola kecil, tidak jauh dari poas ronda tersebut. Seusai Sholat kami
sempat berdiskusi, apakah sebaiknya kita balik, dan menyerah begitu saja,
tetapi karena sudah sejauh ini dan sifat Putus Asa dilarang oleh Agama Islam,
maka kami pun lanjutkan pencarian!!!
Sepanjang
jalan kami sempat menemui beberapa anak-anak kecil yang sedang bermain dan
hendak mengaji, mereka mengerubungi kami, jan, jadi berasa aris.. wkwkw. hal
itu mengingatkan saya pada sahabat-sahabat kecil di masa-masa KKN bulan
Januari-Februari 2013 lalu, yang jauh Di Desa Tanalum sana...
Dan....
Setelah
lama kami berjalan menelusuri jalan aspal yang menanjak dan berliku, Akhirnya
kami sampai di hutan bumper, jalan terakhir menuju Curug Gomblang yang berupa
makadam alias batu yang ditancapkan kedalam tanah..
(Hutan Bumper awal menuju gomblang)
Setelah
bertanya kepada beberapa pencari sadapan getah pinus, akhirnya kami ditunjukan
ke arah jalan yang benar. Diajaln menuju kecurug kami sempat menemui kawan
kerbau yang hampir menyerudug kami, Alhamdulillah ada sang bapak penggembala,
sehingga kerbau-kerbau itu manut. Kami ditunjukan kearah curug Gomblang, dan
kami bertnaya kira-kira masih beberpa menit dari tembap kerbau?, ternyata masih
15 menitan lagi.
( Tempat dimana kami hampir berpapasan
dengan kawanan kerbau)
Bapak
penggembala kerbau adalah manusia terakhir yang kami temui sebelum mencapai
curug. Disepanjang perjalanan kami memegang sebilah tongkat, mencegah keungkinan
yang terjadi, disana kami sudah benar-benar pasrah kepada Allah, karena
benar-benar hutan (meski bukan belantara), jauh dari pemukiman penduduk dan
ketiga dari kami tidak ada yang pernah menembus hutan sebelumnya, dan kurang
paham tentang ilmu hutan ,hanya kmi mungkin pernah mengikuti pramuka.. hehehe
(Kondisi jalan hutan menuju curug)
Alhamdulillah
berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa serta didorong oleh keinginan luhur.. (lho
kaya pembukaan UUD 45) hehe.. Kami tiba di space area/tempat parkir sebelum
menuju turun ke curug. Setelah mengunci sepeda kami langsung mencari jalan
menuju curug. Sebelumnya kami sempat salah memilih jalan, yakni jlan menanjak
kerarah kanan dari parkiran. Hingga pada akhirnya kami temukan jalan yang
tepat. Kurang lebih kami berjalan turun 10 menit, akhirnya Subhanalloh..
Pemandangan yang menakjubkan dari Allah Sang Maha Pencipta dan maha Pembuat
Rupa..
Inilah curug Gomblang..
(Curug Gomblang good view Subhanalloh)
Rasanya
saat itu perasaan capek, lelah, dan harapan terbayar semuanya dengan
pemandangan yang sangat indah dan manakjubkan curug Gomblang.. Setealh samapi
bawah curug kami sempat foto-foto sebentar dan istirahat juga. Ini foto-foto
narsis.. hehe
(Foto-foto keran kita di Gomblang nih..
wkwkwkw)
Dalam
benak saya terpikir, mengapa curug sebagus ini belum dikelola oleh pemerintah
Banyumas, padahal sangatlah potensial, namun saya juga sempat berpikir,
sepertinya medan yang cukup sulit dan jauh serta dapat menggangu kelestarian
hutan, mungkin hal itulah yang menjadi pertimbangan pemerintah Banyumas.. Curug
ini sebenarnya sudah banyak dikunjungi oleh orang-orang, terutam merak yang
sedang melakukan kegiatan perkemahan dihutan bumper tadi..
Berhubung
saya mencapai lokasi sudah telampau sore, sekitar jam 14.30an, kami hanya
sebentar disana, dan kami melajutkan perjalanan pulang. Kami masih bertemu
kembali dan disapa oleh beberapa anak-anak kecil yang tadi hendak mengaji
ketika kami perjalanan berangkat. Saat perjalan pulang kami sempat mampir
sholat asar di musholla keci tadi waktu kami sholat dzuhur. Perjalaln pulang
lebih cepat dari pada berangkat, ya iyalah, karena menurun juga hehe, tapi kaki
kami pegal juga karena haru ikut mengerem dan membantu rem sepeda. Sepulang
dari curug, kami mampir ke mie ayam karang nangka dan mapir kerumah kawan saya
nofri dan disuguhi medang..
Sesampai di rumah kira-kira menjelang
maghrib jam 17.30an.
Perjalanan ini merupakan awal pencarian
dan perjalanan serta kisah petualangan ke curug-curug selanjutnya.. hehe
Terimakasih Ya Allah telah menjadikan
perjalanan ini menjadi suatu kisah di hidup saya, semoga dengan perjalanan ini
semakin mengutakan iman saya dan saudara-saudara kan kebesaran kan karunia
Allah SWT..
Terimakasih kawan-kawan seperjuangan,
semoga keringat dan darahkita tidak sia-sia dalam perjalanan mengagumi
kebesaran dan keindahan alam semesta-Nya..
Perjalanan ini sangatlah mengesankan,
semoga jadi cerita indah di masa yang akan datang..
Sekian..
Wassalam..
ah ga berenang anda pada
BalasHapushaha..boleh juga jon ceritanya
BalasHapuswihiiiiii...keren jg nih pak gesit
BalasHapusTerimakasih atas kunjungannya..
BalasHapuskapan ya kawan-kawan ITP 2009 bisa kumpul dan berpetualang lagi bersam-sama..(ngarep.. hehe)
mohon di ralat :
BalasHapusCurug Gomblang masuk hutan pangkuan LMDH Wana Lestari desa Baseh (Grumbul Buaran) Kec. Kedungbanteng Banyumas tepatnya di Petak 52e LMDH Wana Lestari Desa Baseh. (makasih koreksinya)
air terjun gomblang secara geografis terletak pada areal hutan pangkuan Desa Baseh Kemamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas.
BalasHapusMantap gan
BalasHapushttps://www.youtube.com/watch?v=THrzYU6elRI