Mengapa Beras ?
Kandungan proteinnya tinggi, tapi kandungan unsure-unsur lain lebih
rendah. Misalnya, sistind dan metionin. Jika mau menggunakan jagung sebagai
alternative maka lauknya harus menutupi kekurangan protein itu. Caranya dengan
menmbah kacang-kacangan, misalnya kedel;ai atau kacang tanah.
Salah satu konsumen jagung adalah orang Madura. Mereka tidak kekurangan
protein karena sudah kenal tahu dan tempe .
Di NTT, masyarakat juga mengkonsumsi jagung. Tapi disana banyak sekali variasi
kacang-kacangan. Lain halnya bila jagung dikonsumsi oleh orang bagian timur Indonesia ,
seperti Irian Jaya. Mereka tidak mengenal kacang-kacangan. Sehingga memakan
jagung saja akan menimbulkan masalah.
Singkong atau gaplek, proteinnya hanya 1,5g/100g bahan, padahalberas 6,8.
Di masa krisis ini banyak yang hanya makan singkong rebus. Dari segi fisiologis
rasa teratasi. Efeknya akanterjadi kekurangan protein. Jadi kalau memang
alternatifnya hanya singkong harus ditambah lauk pauk yang proteinnya tinggi
tapi murah, lagi-lagi kacang-kacangan paling berperan.
Beras memang paling unggul. Ia mengandung 6,8 g protein sedangakan hanya
1,2 g. Kandungan protein 100 g beras
setara dengan566 g singkong. Kebutuhan protein orang dewasa itu 34-40 g/hari
(setara dengan beras atau harus 2,5 kg gaplek/hari Sedangakan kebutuhan kalori
orang dewasa sekitar 2100 kalori/hari. Dalam kondisi normal, orang dewasa
sekitar 300-400 g beras/hari setara 1080-1440 kalori dan 20,4-27,2 g protein.
Kekuranngannya dipenuhi lauk pauk, baik hewani maupun nabati.
Sumber: Majalah Trubus,
Edsisi Khusus 63 Tahun Indonesia Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar