Senin, 24 Juni 2013

Mengapa Beras?


Mengapa Beras ?


Ada alasan mengapa mayoritas penduduk Indonesia menyantap nasi. Menurut seorang peneliti di Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya, Institute Pertanian Bogor, beras sumber karbohidratterbaik.
Kandungan proteinnya tinggi, tapi kandungan unsure-unsur lain lebih rendah. Misalnya, sistind dan metionin. Jika mau menggunakan jagung sebagai alternative maka lauknya harus menutupi kekurangan protein itu. Caranya dengan menmbah kacang-kacangan, misalnya kedel;ai atau kacang tanah.
Salah satu konsumen jagung adalah orang Madura. Mereka tidak kekurangan protein karena sudah kenal tahu dan tempe. Di NTT, masyarakat juga mengkonsumsi jagung. Tapi disana banyak sekali variasi kacang-kacangan. Lain halnya bila jagung dikonsumsi oleh orang bagian timur Indonesia, seperti Irian Jaya. Mereka tidak mengenal kacang-kacangan. Sehingga memakan jagung saja akan menimbulkan masalah.
Singkong atau gaplek, proteinnya hanya 1,5g/100g bahan, padahalberas 6,8. Di masa krisis ini banyak yang hanya makan singkong rebus. Dari segi fisiologis rasa teratasi. Efeknya akanterjadi kekurangan protein. Jadi kalau memang alternatifnya hanya singkong harus ditambah lauk pauk yang proteinnya tinggi tapi murah, lagi-lagi kacang-kacangan paling berperan.
Beras memang paling unggul. Ia mengandung 6,8 g protein sedangakan hanya 1,2 g. Kandungan  protein 100 g beras setara dengan566 g singkong. Kebutuhan protein orang dewasa itu 34-40 g/hari (setara dengan beras atau harus 2,5 kg gaplek/hari Sedangakan kebutuhan kalori orang dewasa sekitar 2100 kalori/hari. Dalam kondisi normal, orang dewasa sekitar 300-400 g beras/hari setara 1080-1440 kalori dan 20,4-27,2 g protein. Kekuranngannya dipenuhi lauk pauk, baik hewani maupun nabati.

Sumber: Majalah Trubus, Edsisi Khusus 63 Tahun Indonesia Merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar