Senin, 09 Februari 2015

PENGINDERAAN

PENGINDERAAN


A.    MEKANISME PENGINDERAAN

Jika suatu benda mengirimkan sinar atau warna ke mata normal, makaorang akan melihat bentuk dan warna benda itu. Jika sedikit garam diletakkan diatas permukaan lidah, mulut menjadi berair dan asin benda itu dapat dikenali. Demikian pula jika minyak wangi didekatkan ke hidung akan dikenali bau harm yang disadari menyenangkan. Sebaliknya jika barang busuk diletakkan ke hidung akan dikenali bau busuk dan dsadari memuakkan atau menolak.

         Proses pengenalan atau kesadaran akan sifat-sifat benda atau komodti karena indera mendapat rangsangan dari benda-benda itu disebut penginderaan (sensation).
1. Pengertian penginderaan
Penginderaan adalah proses fisiologik dan reaksi psikologik (mental). Indera manusia merupakan alat tubuh untuk mengadakan reaksi mental (sensation), penginderaan jika mendapat rangsangan (stimulus) dari luar. Reaksi mental ini di stau pihak menimbulkan kesadaran atau kesan akan benda yang menimbulkan rangsangan ; dilain pihak kesadaran atau kesan itu menimbulkan sikap terhadap benda yang merangsang itu. Sikap itu dapat berwujud menjauhi atau tidak menyukai, jika rangsangan itu menimbulakan kesan yang tidak menyenangkan atau menyukai, jika rangsangan itu menimbulakn kesan menyenangkan.
Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologik atau reaksi subjektif. Karena itu pengukuran penilaian terhadap kesadaran ,kesan, dan sikap disebut juaga pengukuran atau penilaian subjektif. Sedangkan penilaian suatu benda dengan menggunakan alat pengukur disebut penilaian objektif. Karena pengukuaran atau penilaian inid denag cara memberi penilaian terhadap alat atau organ tubuh, maka disebut juga penilaian atau pengukutan organoleptik. Dalam hal ini sebenarnya yang diukur atau dinilai adalah reaksi psikologis seseorang setelah diberi rangsangan, karena itu penilaian ini disebut juga penilaian sensorik.

2. Rangsangan
         Rangsangan berasal dari benda perangsang atau agen luar. Benda perangsang atau agen luar itu mengeluarkan rangsangan yang diterima langsung dan secara spesifik oleh sel-sel peka yang terdapat pada indera. Sel-sel peka yang menerima rangsangan (stimulus) membentuk susunan yang disebut reseptor. Rangsangan sinar diterima oleh reseptor mata, rangsangan suara oleh reseptor telinga, rangsangan panas oleh reseptor kulit. Satu benda dapat mengeluarkan bermacam-macam rangsangan dalam waktu yang bersamaan. Jadi, rangsangan yang sampai pada reseptor itu bermacam-macam tetapi hanya satu jenis yang diterima oleh suatu indera.
         Rangsangan itu dapat berupa mekanis (tekanan,tusukan), fisis (dingin, panas, sinar, warna), kimiawi (bau-bauan, asin, manis, pedas, dsb.). Pada waktu alat atau organ tubuh mendapat rangsangan, sebelum terjadi kesadaran (sensation) terjadilah proses fisiologik dalam organ itu. Proses fisiologik itu dimulai dari reseptor dan diteruskan pada susunan saraf sensorik atau saraf penginderaan. 

3. Proses penginderaan
         Rangsangan-rangsangan itu mengadakan reaksi kimiawi dalam reseptor. Energi yang merupakan hasil dari reaksi itu diubah menjadi impulsa saraf yang kemudian dibawa langsung ke pusat saraf (otak) besar atau melalui saraf belakang. Dalam pusat saraf terjadi proses kesadaran.
Jadi proses penginderaan meliputi:
1. Penerimaan rangsangan (stimulus) pada sel-sel peka khusus pada indera ;
2. Terjadinya reaksi biokimia pada sel-sel peka khusus pada reseptor (energi        kimia) ;
3. Perubahan energi kimia menjadi energi listrik (impulsa) pada sel saraf ;
4. Penghantaran energi listrik impulsa melalui urat saraf  ke saraf pusat (otak);
5. Interprestasi psikologis dalam saraf pusat untuk menghasilkan kesadaran ;
6. Sikap atau kesan psikologis.




  
A. SUMSUM TULANG BELAKANG                                        B. UJUNG SARAF PADA GIGI



  
C. RESEPTOR SARAF PERABA
GAMBAR 1. Saraf, penghangatan impuls
         Jalannya impulsa penginderaan dapat digambarkan secara sederhana menurut gambar 1. Dalam proses penginderaan, impulsa itu dialirkan melalu sel saraf.
         Rabaan atau pijitan dengan ujung jari akan menyebabkan rangsangan terhadap reseptor saraf peraba yang berada di bawah kulit (Gambar 1 C) dan impulsa diteruskan oleh saraf sensori ke sumsum tulang melalui ganglion.
         Di dalam sumsum tulang belakang impulsa diteruskan ke susunan saraf pusta (otak) dan timbullah kesadaran akan benda yang diraba atau dipijit. Jika rangsangan atau rabaan itu terlalu kuat, misalnya terlalu panas atau terlalu tajam, disamping adanya impulsa ke saraf pusat ada pula impulsa di tulang balakang yang diteruskan secara jalan pintas ke saraf motoris melalui cabang ventral (Gambar 1 A) dan menggertak serabut daging didaerah kulit yang terkena rangsangan untuk bekerja. Gertakan seranut daging ini menghasilkan gerakan refleks yaitu gerakan tanpa sadar, untuk menghindari benda perangsang. Di dalam pulpa gigi juga terdapat ujung saraf sensorik yang mengalirkan impulsa dari rangsangan waktu gigi mengunyah atau rangsangan karena gigi sakit.

4. Sel saraf (neuron)
         Sel saraf juga disenut neuron. Neuron ini mempunyai cabang-cabangnprotoplasmik yang keluar dari badan sel. Impulsa dialirkan secara searah (one way traffic) Karena melalui cabang-cabang protoplasmik. Karena itu cabang-cabang protoplasmik sel saraf dibagi menjadi dua kelompok menurut arah aliran impulsa, Cabang yang mengalirkan impulsa dari ujung luar cabang ke badan sel saraf disebut dendrit, sedangkan yang mengalirkan impulsa dari badan sel ke ujung cabang disebut axon.(Gambar 2)
         Neuron yang menyususn saraf motoris disebut neuron motoris, yang menyususn saraf sensorik disebut neuron sensorik. Pada neuron sensorik, axon biasanya lebih panjang daripada dendrit dan jumlahnya per sel saraf adalah kecil, biasanya hanya satu. Axon itu dibungkus dengan 2 lapisan yang berfungsi sebagai isolator impuls.
         Ujung luar axon tidak terbungkus dan membentuk ranting terminal. Ranting terminal inilah yang menerima impulsa dari sel-sel peka pada reseptor. Reseptor biasanya mempunyai bentuk yang spesifik dan disusun dalam alat tubuh yang disebut indera.





GAMBAR 2. Sel saraf pada manusia

5. Tanggapan (response) trigeminal
          Urat saraf trigeminal terdiri atas saraf sensorik dan motorik. Saraf sensorik menerima rangsangan dari daerah muka, kepala, kelopak mata, hidung, dan gigi. Saraf sensorik ini menghasilkan suatu tanggapan yang disebut trigeminal.
         Makanan atau benda-benda berbau yang merangsang daerah rongga mulut dan rongga hidung merangsang alat indera pencicip dan pembau. Di samping itu yang berperan penting di dalam penilaian makanan ialah adanya zat-zat kima yang merangsang ujung saraf sensorik trigeminus. Rangsangan dari zat-zat kimia inilah yang menghasilkan tanggapan trigeminal. Karena rangsangan itu berasal dari zat-zat kima tertentu disebut juga penginderaan kimawi. Penginderaan inilah yang mempunyai sumbangan penting dalam penilaian menggunakan rongga mulut (pencicipan), sehingga tanggapan terhadap makanan merupakan campuran dari tanggapan cicip pembauan dan trigeminal.

6. Rasa (flavour)
         Rasa makan yang kita kenal sehari-hari sebenarnya bukan satu tanggapan melainkan campuran dari tanggapan cicip, bau, dan trigeminal yang diramu oleh kesan-kesan lain seperti penglihatan,sentuhan, dan pendengaran. Jadi, kalau kita menikmati atau mersakan makanan, sebenarnya kenikmatan tersebut diwujudkan bersama-sama oleh kelima indera. Peramuan rasa itu ialah suatu sugesti kejiwaan terhadap makanan yang menentukan nilai pemuasan orang yang memakannya. Bagi orang Indonesia yang sudah sejak kecil menenal tempe dapat menikmati enaknya tempe. Sebaliknya orang Eropa yang belum mengenal tempa tidak akan dapat memberikan apresiasi terhadap rasa tempe, bahkan mungkin menganggap tempe makanan yang menjijihkan.
         Beberapa ahli membatasi rasa terhadap makanan sebagai kombinasi dari kesan-kesan atau tanggapan cicip, bau, dan perabaan, tetapi ada pula yang emasukkan unsur pendengaran. Peranan pendengaran terutaa terlihat dari penilaian terhadap kerenyahan makanan tertentu seperti kerupuk, mentimun, keripik, dan sebagainya.

7. Peranan gigi dalam penginderaan
         Di samping penginderaan cicip, pembauan, dan sentuhan pada permukaan rongga mulut, gigi juga mempunyai peranan dalam penginderaan, terutama penilaian makanan.
         Saraf gigi mempunyai cabang-cabang yang masuk kedalam pulpa gigi dan juga ke daerah membran gigi (Gambar 1 B). Adanya rangsangantekanan selama mengunyah dan menggigit, terjadilah rangsangan pada ujung saraf-saraf tersebut, terutama ujung asraf di daerah membran gigi. Tanggapan yang dihasilkan dari rangsangan tersebut turut menentukan kesan di dalam penilaian makanan denan mengunyah.
.
        



Tidak ada komentar:

Posting Komentar